Rektor UIM Minta Semua Dosen Berpaham Ahlus Sunnah Wal Jamaah Annahdhiyah

Lainnya

PAMEKASAN, uim.ac.id – Rektor Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan Ahmad, M.Pd dengan tegas meminta kepada dosen dan mahasiswa UIM agar menguasai dan menerapkan paham Ahlus Sunnah Wal Jamaah Annahdhiyah dalam kegiatan alademik di kampus.

Penegasan itu disampaikan Rektor saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Nuzulul Qur’an dan santunan anak yatim di Mushalla UIM, Ahad sore. (3/6).

“kampus kita berhaluan Ahlus Sunnah Wal Jamaah, maka semua dosen dan mahasiswa harus bisa menyesuaikan dengan paham tersebut”. Katanya.

Dirinya menceritakan bahwa setiap kampus berpotensi menjadi ruang tumbuhnya radikalisme, maka hal itu perlu diantisipasi dengan menguatkan paham moderat dijajaran dosen.

“beberapa waktu yang lalu saya bersekolah (ikut Diklat: Red) selama tiga hari, disitu dijelaskan betapa bahayanya sel radikalisme di kampus. Makanya, UIM harus bebas dari ancaman itu”. Katanya.

Rektor menambahkan, UIM merupakan kampus yang sudah bersertifikasi LPTNU, maka secara otomatis para dosen dan mahasiswa harus steril dari beragam paham radikal seperti HTI dan Wahabi.

“civitas akademika UIM haru sejalan dengan paham Ahlus Sunnah wal Jamaah An-Nahdhiyah”. Tegasnya.

 

Dosen Akan Diwajibkan Tadarusan

Dalam upaya menguatkan paham Aswaja di tataran Dosen, Rektor UIM akan mewajibkan para dosen untuk melakukan tadarus setiap waktu Shalat Dhuhur.

“Mushalla ini akan kita manfaatkan untuk kegiatan ubudiyah, setiap Dhuhur seluruh dosen wajib shalat berjamaah, setelah itu wajib tadarus, dan ada kuliah singkat”. Paparnya.

Hal itu dianggap perlu karena UIM merupakan kampus Islam yang berwawasan Pondok Pesantren, sehingga para dosen harus bisa mengaji dan beramaliyah Aawaja.

“jangan sampai ada dosen UIM yang tidak bisa mengaji, makanya nanti akan kita jadwal untuk tadarus.”. Pungkasnya. (*)


Reporter : Farit

Editor      : Ahmad