Dukung Eliminasi Tuberculosis, UIM Gelar Workshop Sekaligus Taken MoU dengan YABHYSA Peduli TBC Pamekasan

Dukung Eliminasi Tuberculosis, UIM Gelar Workshop Sekaligus Taken MoU dengan YABHYSA Peduli TBC Pamekasan

Berita Kegiatan Kerja Sama

PAMEKASAN, uim.ac.id – Tahun ini Indonesia masih menjadi negara dengan beban tuberculosis (TBC) tertinggi kedua dunia setelah India. Data Global TB Report (GTR) tahun 2022 melaporkan kasus TB di Indonesia diperkirakan ada sebanyak 969.000 kasus baru setiap tahun. Kondisi tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk pengendalian TB.

Demi ikut serta dalam mendukung program eliminasi tuberculosis sekaligus sebagai upaya pencegahan TBC di lingkungan perguruan tinggi, Universitas Islam Madura menggelar Workshop Edukasi dan Screening TBC sekaligus taken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (YABHYSA) Peduli TBC Kabupaten Pamekasan, bertempat di Aula Al-Fatah UIM, Senin (12/6/2023).

Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor UIM, Dekan Fakultas Kesehatan, Dinkes Pamekasan, dan Kader YABHYSA.

Dekan Fakultas Kesehatan, Layla Imroatu Zulaikha, M. Kes mengatakan, tujuan utama MoU ini adalah untuk Menyusun, mengembangkan, dan menyepakati prosedur standar institusi dalam upaya pencegahan penularan TBC dan Covid-19, termasuk sistem rujukan dan integrasi institusi dengan surveilans fasyankes setempat.

“Poin MoU yang telah disepakati yakni pengabdian kepada masyarakat untuk meminimalisir penyebaran TBC di lingkungan masyarakat,”ujarnya.

Selain itu YABHYSA gencar melaksanakan screening di 26 kabupaten dan kota guna mempercepat eliminasi TB tahun 2030. Dalam screening ini, dilakukan visitasi ke ruangan institusi yang ada di UIM untuk mengukur Air Change Hour (ACH), kelembapan ruangan, serta kualitas udara dalam ruangan.

Kader YABHYSA, Riadi mengatakan, inovasi metode screening ini mudah, murah, tidak invasif dan bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia termasuk daerah terpencil sangat diperlukan.

“Screening TBC ini kita lakukan dengan pendekatan secara komprehensif yakni menemukan pasien TBC, mengobati, dan mencegah penularan,” tegasnya.

Pihaknya berharap, melalui kegiatan workshop Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) TBC ini diharapkan sesuai dengan rencana dan menghasilkan prosedur standar PPI TBC yang dapat digunakan oleh setting lokasi. (ila) 

Tulis komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.