Peran publikasi ilmiah sangat penting bagi pengembangan riset di Tanah Air. Meski begitu, para peneliti juga harus memastikan bahwa hasil risetnya mampu memberikan kontribusi dan bermanfaat bagi masyarakat.
Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM), Jap Tji Beng mengungkapkan, sejumlah riset multidisiplin dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Namun, Hal seperti ini sulit terbentuk jika setiap bidang terisolasi dari pemikiran di bidangnya.
“Seminar atau konferensi multidisiplin untuk mempelajari cara-cara berpikir dari bidang-bidang lain merupakan salah satu tren yang berkembang di dunia internasional, khususnya saat ini,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (26/3/2017).
Hal senada juga disampaikan oleh Rektor Universitas Tarumanagara (Untar), Prof Dr Agustinus Purna Irawan. Menurut dia, publikasi ilmiah yang bermutu akan memberi solusi bagi dunia industri dan kebutuhan masyarakat, serta menghasilkan teknologi yang bermanfaat untuk mewujudkan kesejahteraan.
“Diperlukan peran pendidikan dan peneliti untuk menghasilkan riset multidisiplin yang dapat diterapkan di masyarakat,” ucapnya.
Dia menambahkan, sayangnya masih sering ditemukan karya ilmiah yang belum memenuhi standar penulisan jurnal. Untuk itu, hal ini menjadi tantangan bagi setiap kampus lantaran karya ilmiah merupakan tonggak pencapaian di bidang peneltian.
Seminar riset multidisiplin itu sendiri diikuti oleh 28 perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia. Di akhir sesi, para peserta akan menghasilkan makalah yang terbagi menjadi tiga kategori, yaitu ilmu ekonomi dan bisnis, sains, teknologi, kedokteran dan ilmu kesehatan, serta ilmu sosial, humaniora dan seni. [*]
sumber: okezon.co