SURABAYA, uim.ac.id – Pengelolaan limbah padat menjadi topik utama diskusi yang digelar oleh Center for Environmental Health of Pesantren (CEHP) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA). Acara ini menghadirkan Mr. Kohei Hibino dari Institute for Global Environmental Strategies (IGES) Jepang sebagai pembicara utama, dengan diikuti oleh Center for Environmental of Agriculture Management (CEAM) Universitas Islam Madura (UIM) dan mahasiswa Kesehatan Masyarakat UNUSA, Rabu (18/12/2024).
Diskusi ini membahas tantangan dan peluang dalam pengelolaan limbah padat di negara-negara Asia, dengan Jepang sebagai salah satu model keberhasilan. Jepang dikenal dengan sistem pemilahan sampah yang ketat berdasarkan warna dan jenis, seperti sampah mudah terbakar dan sulit terbakar. Sistem ini didukung oleh metode dekomposting rumahan, penggunaan insinerator modern, serta kebijakan pajak harian sekitar 4000 rupiah untuk mendukung operasional dan keberlanjutan sistem tersebut.
Mr. Kohei Hibino menekankan bahwa keberhasilan Jepang tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pentingnya pengelolaan limbah. Pendidikan lingkungan yang konsisten serta kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci sukses.
Sementara itu, negara-negara lain di Asia mengadopsi pendekatan yang berbeda. Filipina, misalnya, menjalankan program tukar sampah dengan uang sebagai insentif bagi masyarakat. Di sisi lain, Kamboja masih fokus pada edukasi dasar mengenai pentingnya pengelolaan limbah. Indonesia sendiri telah memulai pemilahan sampah dan program komposting, tetapi menghadapi kendala berupa rendahnya kesadaran masyarakat, kurangnya pendanaan, dan lemahnya penegakan hukum.
Diskusi ini juga menyoroti tantangan utama pengelolaan limbah padat di kawasan Asia, seperti minimnya infrastruktur, rendahnya partisipasi masyarakat, dan kurangnya regulasi yang tegas. Meski demikian, peluang besar terbuka dengan berbagi pengalaman dan teknologi antarnegeri.
“Jika dikelola dengan baik, limbah padat dapat memberikan manfaat ekonomi, meningkatkan kesehatan lingkungan, serta mendukung keberlanjutan sumber daya,” ujar Iswahyudi selaku Ketua grup riset CEAM UIM.
Acara ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada mahasiswa dan peserta lainnya untuk berperan aktif dalam upaya pengelolaan limbah di Indonesia, dengan mempelajari praktik terbaik dari negara lain seperti Jepang. (Ila)